Pages

Minggu, 13 Februari 2011

Go Research!

Pernahkan kita memperhatikan sebuah kalimat mengenai epidemiologi kanker misalnya atau sebuah paragraf mengenai patofisologi sirosis hepatis dari sebuah buku teks yang kita baca? Itu semua adalah mahakarya penelitian yang membutuhkan biaya dan waktu yang lama untuk menyumbangkan ilmu pengetahuan kepada dunia. Mungkin kita juga perlu menyadari bahwa begitu banyak kodok, mencit, tikus, kelinci, anjing ataupun kera yang menjadi korban percobaan untuk mencarikan solusi bagi manusia. Tentunya keberadaan kita di sini adalah menjadi mahasiswa yang mampu menemukan jawaban permasalahan kehidupan dengan penelitian. 

Bagaimana kalau misalnya tidak ada orang yang menemukan antibiotic? Tentu penyakit infeksi masih merajalela. Bagaimana seandainya belum ada yang menemukan cara untuk mengganti cairan yang hilang? Tentu setiap penderita diare atau muntaber sudah dipastikan prognosisnya. Jadi, jangan takut menghadapi permasalahan karena setiap kendala yang kita hadapi akan menjadikan kita beripikir mencarikan jalan keluarnya. Dan caranya adalah dengan penelitian. Terkadang sulit sekali menemukan ide penelitian hanya dengan memperhatikan fenomena di kehidupan kita. Maka, untuk itu kita harus sering membaca selain untuk menguasai konsep di bidang yang akan kita teliti juga dengan membaca (jurnal) kita bisa memikirkan ide dan bagaimana rancangan sebuah penelitiannnya.

Sosok seorang peneliti sungguh luar biasa, seorang peneliti selain seorang ilmuwan juga seorang detektif. Dia punya ilmu tapi juga mengembangkan ilmu yang dietekuninya dengan menelusuri jejak-jejak permasalahan. Seorang peneliti juga seorang designer yang pintar merancang metode penelitian. Seorang peneliti juga memiliki scientific curiousity yang tinggi, jujur, tekun dan peduli terhadap lingkungan. Seorang dokter yang juga seorang peneliti akan memberikan yang terbaik bagi pasiennya dengan evidence based medicine karena kedokteran adalah sains bukan ilmu hitam perdukunan. Serta banyak lagi hal yang mengagumkan dari  sosok seorang peneliti.

Majunya peradaban manusia juga tidak terlepas dari peran penelitian, tidak salah seandainya kuantitas dan kualitas penelitian sebuah fakultas atau perguruan tinggi menjadi tolok ukur akreditasinya. Maka dari itu pimpinan fakultas kita maupun dikti memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi mahasiswa melakukan penelitian dengan menyediakan dana 40 juta pertahun atau dikti yang menyelenggarakan program kreativitas mahasiswa agar kita termotivasi. Namun sayang, mungkin karena kurangnya informasi ataupun kesadaran kita sendiri sejak dianggarkannya dana tersebut hingga sekarang belum ada yang mau menggunakannya. Begitu juga dengan program kreativitas mahasiswa. Wamendiknas prof. dr. fasli djalal yang notabene adalah alumni Unand menyatakan bahwa ia meridukan kehadiran kita  disini mahasiswa yang se-almamternya di PIMNAS untuk disalami. Akankah harapan beliau kembali pupus tahun depan? Jawabannya ada ditangan kita.

Ranah penelitian yang dapat dilakukan mahasiswa cukup luas. Kita dapat melakukan penelitian berupa survey dengan wawancara ataupun penelitian eksperimental pada hewan coba. Untuk melakukan sebuah penelitian kita perlu mengajukan sebuah usulan penelitian dalam bentuk proposal penelitian.

Go Research!

Kamis, 10 Februari 2011

'Teller'



Terampil, cekatan, ramah, dan profesional, empat kata ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan diberikan atas pelayanan seorang teller bank yang kudatangi siang ini. 

“Selamat siang, ada yang bisa dibantu?” ucapnya dengan seuntai senyum.

“Mau bayar SPP kak.” sahutku sambil menyerahkan segepok uang kuliahku.

Setelah itu iapun dengan cekatan menghitung lembaran rupiah-rupiah yang kuberikan. Menanyakan nomor BPku. Lalu mengetikkannya di keyboard. Semuanya bagaikan sebuah harmoni yang indah sekali. Kemudian ia menyebutkan kata-kata yang paling familiar dan kusenangi.

“Atas nama DHIA ULHAQ” katanya dengan pengucapan yang benar. Jarang sekali orang bisa menyebutkannya seperti yang kuinginkan. Biasanya ia menyebutnya ‘dhia ulhak’ atau  ‘diah ulhaq’ atau malah terebngong-bengong sambil memandangiku. Seolah-olah tidak percaya namaku ‘DHIA ULHAQ’.  Mungkin karena mereka menyangka nama ini harusnya buat cewek. 

“Benar” jawabku

Kemudian dengan sigap dan tangkas ia mengeprin, menandatangani, menyetempel, memisahkan kertas. Semua dilakukan dengan rapi. Sungguh sekali lagi ‘two thumbs up’ buat teller bank ini.

“Ada lagi yang bisa di bantu dek?” sambil menyerahkan resi dengan senyumannya

“nggak, makasih kak.” Jawabku dan meninggalkan counter dengan rasa puas dan tidak merasa ada yang hilang (biasanya habis nyetor, kita merasa ada yang kurang gitu). Terus aku menemui temanku yang sedari tadi menunggu di lobi.

“wah, tellernya luarbiasa!” ucapku sambil jalan

“luar biasa gimana?” balasnya.

“ kayaknya  professional kali, cekatan dan juga ramah”

“O, itu karena dia udah terbiasa.” Jawabnya lagi. “Dokter bedah yang senior kalau lagi operasi juga luar biasa cekatan” tambahnya.

“o…..” gumamku. ‘aku juga bercita-cita menjadi dokter bedah, mudah-mudahan aku menjadi dokter yang baik’ kataku dalam hati.

Pagi ini aku mendapatkan pelajaran yang berharga. Melakukan apapun harus professional, memberikan dan mengusahakan yang terbaik. Dari temanku yang satu ini aku juga banyak belajar. Ia begitu baik mau menemanikan ku ke bank. Padahal aku tidak pernah memintanya. Tapi ia lansung menawarkan bantuan. Sungguh, sebenarnya pada setiapa fenomena dan kejadian pada hidup kita terdapat pelajaran jika kita mau memikirkan. Berpikir positif.

Rabu, 09 Februari 2011

Debu yang Berterbangan


‘Serrrr’ , hati ini berdesir setelah menyelesaikan beberapa paragraf dari sebuah buku. Sebenarnya buku ini sudah kubaca dahulu sekali, tapi kali ini aku begitu memaknainya. Mungkin karena isinya mengingatkanku betapa keikhlasan itu adalah perkara hati yang sangat pelik. Sehingga Rasulullah pun mewanti-wanti para sahabat. Lalu bagaimana dengan kita yang begitu rawan dengan ketidakikhlasan? Zaman yang segala sesuatunya diukur dengan barometer pujian ataupun material atau selembar sertifikat? Berikut sepenggal tulisan yang berkesan itu

Telah diriwayatkan dari Thawus, ia berkata, “seorang laki-laki berkata, “Ya rasulullah, saya menempati posisi untuk menghadapkan keridhoan Allah, dan aku suka kalau kedudukanku dilihat orang.” Rasulullah Saw. Tidak menjawabnya dengan sesuatu apapun, sehingga turunlah ayat ini: “barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (al-Kahfi: 110)

Suatu hari, seseorang mendatangi Ubadah bin Shamit lalu berkata, “Tolong terangkan kepadaku tentang apa yang akan aku tanyakan. Bagaimana pendapat anda tentang seseorang yang shalat karena mencari keridhaan Allah dan senang dipuji, ia bersedekah karena ingin mencari keridhaan Allah dan senang dipuji, ia mengerjakan haji karena mengharapkan keridhaan Allah dan senang dipuji?”
Ubadah menjawab, “Ia tidak mendapatkan apa-apa. Sebab Allah Swt. Berfirman, “Aku adalah sekutu yang paling baik, maka siapa yang mempunyai sekutu selain Aku , maka seluruh amalnya untuk sekutu tersebut, Aku tidak membutuhkannya.”

Imam Ahmad mriwayatkan dari Syadad bin Aus ra. Bahwa ia menangis, lalu seseorang bertanya kepadanya, “Apa yang menyebabkan engkau menagis?” lalu Syadad bin Aus ra. Menjawab, “Sesuatu yang kudengar dari Rasulullah saw. telah  membuatku menangis. Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “aku khawatir umatku terkena syirik dan syahwat yang tesembunyi.”

Lalu aku bertanya,”Ya Rasulullah, apakah speninggal Anda umatmu akan melakukan kesyirikan?”
Beliau menjawab,”Ya, namun mereka tidak menyembah matahari, batu, dan patung, akan tetapi mereka riya’ ‘ingin dilihat orang’ dengan amal-amalnya, sedangkan syahwatnya yang tersembunyi adalah bahwa seseorang dari mereka berpuasa dari pagi, lalu muncul keinginan syahwatnya, lalu ia meninggalkan puasanya.”

Telah diriwayatkan dari Anas ra. Bahwa Rasulullah Saw. bersabda,”Pada hari kiamat nanti, semua amal manusia akan diajukan kepada Allah dalam bentuk lembaran-lembaran yang diberi cap. Maka Allah berfirman, ‘buanglah ini dan ambillah yang ini.’para malaikat berkata,’Ya Rabb, demi Allah kami tidak mengetahui darinya kecuali kebaikan.’maka Allah berfirman, ‘ sesungguhnya amalannya untuk selain Aku, padahal hari ini aku tidak menerima amalan kecuali yang ditujukan untuk mencari keridhaan ku (HR. Al-hafizh Abu Ya’la al-Maushili)

Apakah kita termasuk golongan orang-orang yang merugi? Beramal tapi sia-sia? Orang yang amalannya seperti debu yang berterbangan dipengadilan Allah? Na’udzubillahi min dzalik.