Pernahkan kita memperhatikan sebuah kalimat mengenai epidemiologi kanker misalnya atau sebuah paragraf mengenai patofisologi sirosis hepatis dari sebuah buku teks yang kita baca? Itu semua adalah mahakarya penelitian yang membutuhkan biaya dan waktu yang lama untuk menyumbangkan ilmu pengetahuan kepada dunia. Mungkin kita juga perlu menyadari bahwa begitu banyak kodok, mencit, tikus, kelinci, anjing ataupun kera yang menjadi korban percobaan untuk mencarikan solusi bagi manusia. Tentunya keberadaan kita di sini adalah menjadi mahasiswa yang mampu menemukan jawaban permasalahan kehidupan dengan penelitian.
Bagaimana kalau misalnya tidak ada orang yang menemukan antibiotic? Tentu penyakit infeksi masih merajalela. Bagaimana seandainya belum ada yang menemukan cara untuk mengganti cairan yang hilang? Tentu setiap penderita diare atau muntaber sudah dipastikan prognosisnya. Jadi, jangan takut menghadapi permasalahan karena setiap kendala yang kita hadapi akan menjadikan kita beripikir mencarikan jalan keluarnya. Dan caranya adalah dengan penelitian. Terkadang sulit sekali menemukan ide penelitian hanya dengan memperhatikan fenomena di kehidupan kita. Maka, untuk itu kita harus sering membaca selain untuk menguasai konsep di bidang yang akan kita teliti juga dengan membaca (jurnal) kita bisa memikirkan ide dan bagaimana rancangan sebuah penelitiannnya.
Sosok seorang peneliti sungguh luar biasa, seorang peneliti selain seorang ilmuwan juga seorang detektif. Dia punya ilmu tapi juga mengembangkan ilmu yang dietekuninya dengan menelusuri jejak-jejak permasalahan. Seorang peneliti juga seorang designer yang pintar merancang metode penelitian. Seorang peneliti juga memiliki scientific curiousity yang tinggi, jujur, tekun dan peduli terhadap lingkungan. Seorang dokter yang juga seorang peneliti akan memberikan yang terbaik bagi pasiennya dengan evidence based medicine karena kedokteran adalah sains bukan ilmu hitam perdukunan. Serta banyak lagi hal yang mengagumkan dari sosok seorang peneliti.
Majunya peradaban manusia juga tidak terlepas dari peran penelitian, tidak salah seandainya kuantitas dan kualitas penelitian sebuah fakultas atau perguruan tinggi menjadi tolok ukur akreditasinya. Maka dari itu pimpinan fakultas kita maupun dikti memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi mahasiswa melakukan penelitian dengan menyediakan dana 40 juta pertahun atau dikti yang menyelenggarakan program kreativitas mahasiswa agar kita termotivasi. Namun sayang, mungkin karena kurangnya informasi ataupun kesadaran kita sendiri sejak dianggarkannya dana tersebut hingga sekarang belum ada yang mau menggunakannya. Begitu juga dengan program kreativitas mahasiswa. Wamendiknas prof. dr. fasli djalal yang notabene adalah alumni Unand menyatakan bahwa ia meridukan kehadiran kita disini mahasiswa yang se-almamternya di PIMNAS untuk disalami. Akankah harapan beliau kembali pupus tahun depan? Jawabannya ada ditangan kita.
Ranah penelitian yang dapat dilakukan mahasiswa cukup luas. Kita dapat melakukan penelitian berupa survey dengan wawancara ataupun penelitian eksperimental pada hewan coba. Untuk melakukan sebuah penelitian kita perlu mengajukan sebuah usulan penelitian dalam bentuk proposal penelitian.
Go Research!